Persaingan di industri ponsel yang cukup ketat akhir-akhir ini membuat saya memiliki standar sendiri untuk menentukan ponsel mana yang layak untuk dibeli. Karena kalau tidak demikian, terkhusus saya pribadi bisa kebingungan, dan bisa-bisa jadi salah beli.
Apalagi bagi saya yang punya budget selalu terbatas, urusan harga dan kualitas yang diterima harusnya minimal setara, sukur-sukur dapat lebih. Kalau dapatnya di bawah harapan, ya ngalamat akan menyesal sejadi-jadinya.
Padahal saat ini, dalam satu rentang harga saja, kita bisa menjumpai empat hingga lima tipe ponsel, yang bahkan bisa jadi beberapa di antaranya berasal dari perusahaan yang sama. Bahkan, yang cukup membingungkan, ponsel-ponsel tersebut biasanya juga memiliki spesifikasi yang hampir mirip.
Nah, karena hal ini lah, saya menetapkan beberapa standar biar saya sendiri khususnya, dan semoga bisa juga buat teman-teman secara umumnya, dapat menentukan ponsel impian mana yang tepat dan cocok untuk dibeli.
1. Desain dan Warna yang Lebih Estetis
Spesifikasi bagi saya tetap menjadi salah satu kriteria dasar yang wajib kita lihat saat akan memilih ponsel, namun di era yang hampir perusahaan meluncurkan ponsel dengan spesifikasi setara, maka desain dan pewarnaan menjadi aspek yang akan saya pertimbangan dalam memilih ponsel.
Apalagi, bagi saya yang termasuk kaum milennial, di mana eksistensi menjadi hal yang cukup perlu ditunjukkan, ponsel dengan warna yang “nyentrik” menjadi hal yang sangat diperlukan buat menunjukkan eksistensi kita.
Dalam hal ini, jika dulu kita hanya bisa menemukan ponsel dengan tone warna tunggal, sekarang kamu bisa menemukan ponsel dengan warna gradasi atau campuran, seperti warna iris purple yang dikenalkan oleh Huawei untuk mengawali tren ponsel dengan warna unik.
2. Poni Depan Biar Tambah Cantik
Semenjak dipopulerkan oleh Apple melalui iPhone X-nya, tren ponsel dengan poni menjadi cukup booming, hingga banyak perusahaan pengembang ponsel yang mengikuti jejak Apple tersebut.
Meskipun buat sebagian orang cukup “norak” atau aneh, tapi bagi saya pribadi, selain bisa mempercantik tampilan, poni bisa membuat ponsel memiliki ukuran layar yang lebih luas. Tentu saja, dengan hal ini, saya bisa semakin nyaman untuk menonton video atau bermain game.
Khususnya ponsel seperti Huawei Nova 3i https://urbandigital.id/huawei-nova-3i-indonesia/amp/ yang memiliki dagu tipis. Karena ekspansi layarnya dilakukan ke atas dan ke bawah, perangkat jadi punya layar yang benar-benar besar, tidak seperti ponsel berdagu yang sekadar mengikuti tren yang ada.
3. Kamera Ganda Depan-Belakang Berteknologi AI
Kamera pun menjadi salah satu standar yang cukup perlu saya perhatikan dalam memilih ponsel. Alasannya sederhana, hampir sama dengan poin sebelumnya, millenial butuh eksistensi, dan foto adalah salah satu media yang sangat tepat untuk digunakan.
Dan tentu saja, dalam hal ini butuh kamera yang cukup mumpuni. Oleh karena itu, ponsel yang saya pilih adalah ponsel dengan teknologi kamera ganda https://www.viva.co.id/digital/teknopedia/1004249-7-fakta-dual-camera-di-smartphone-nomor-6-tak-disangka, dan kalau bisa di kedua bagian kameranya, seperti yang ditawarkan Huawei Nova 3i.
Sejak tahun 2017 lalu, tren kamera ganda hadir sebagai solusi, terutama untuk berbagai macam keterbatasan yang dimiliki lensa kamera pada berbagai tipe ponsel berkamera tunggal.
Tidak bisa dipungkiri memang, sebagus apapun lensa yang dimiliki oleh ponsel tidak akan bisa bekerja lebih baik mengalahkan kamera sesungguhnya. Untuk itu, untuk menambah kemampuannya, lensa dibuat ganda dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Salah satu kombinasi yang cukup pas dalam hal ini adalah kombinasi lensa utama untuk menangkap obyek secara utuh supaya warna dan detailnya dapat, dikombinasikan dengan lensa kedalaman untuk memudahkan untuk membedakan obyek utama dengan background-nya.
Tentu saja, kedua hasilnya akan digabung dalam software tertentu, yang nantinya bisa menghasilkan foto berkualitas. Hasil ini akan lebih baik lagi jika yang mengolahnya tidak hanya sekedar software, tetapi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Dengan kecerdasan buatan seperti yang ditawarkan Huawei dalam perangkat Huawei Nova 3i, perangkat tidak hanya sekedar mengolah gambar menjadi satu gambar tetapi dapat membedakan berbagai macam obyek dan skema, sehingga foto dapat menjadi sangat bagus.
4. Spesifikasi Mumpuni untuk Melahap Ragam Aplikasi
Seperti yang saya ulas sebelumnya, spesifikasi adalah hal yang paling mendasar dalam memilih ponsel yang akan saya beli. Mengapa demikian? Jawabnya, ya karena saya suka melakukan multitasking,bermain game dan pekerjaan berat lainnya.
Dalam hal ini, tentu saja saya dasarkan pada jenis chipset, RAM dan memori internalnya. Dengan kombinasi yang pas, maka ponsel benar-benar akan menjadi sangat bertenaga.
Salah satu chipset kesukaan saya adalah seri Kirin buatan Huawei. Dalam beberapa kondisi, seri chipset buatan Huawei ini bahkan bisa mengalahkan kompetitornya dalam level yang sama.
Di seri menengah, Hisilicon Kirin 710 https://gadgetren.com/2018/07/19/kirin-710-chipset-canggih-12nm-pertama-huawei-yang-jadi-otak-huawei-nova-3i/ bisa menjadi pilihan, mengingat kemampuannya yang cukup bisa dibandingkan dengan kemampuan chipset-chipset untuk kelas perangkat flagship.
Didukung dengan RAM sebesar 4 GB, chipset ini bisa menawarkan kemampuan pemrosesan yang cukup mumpuni untuk digunakan melahap game atau aplikasi berat sekalipun apalagi hanya digunakan untuk aktivitas harian.
Selain itu, dukungan memori internal yang luas juga sangat diperlukan. Karena seperti yang pernah saya alami, penuhnya kapasitas penyimpanan, dapat membuat perangkat berjalan menjadi lebih lambat.
Memori 128GB Huawei Nova 3i bisa menjadi solusi yang tepat dalam hal ini. Dengan besarnya memori internal sebesar ini, perangkat tentu tidak akan mudah kehabisan tempat penyimpan, baik diisi dengan game berkualitas HD, musik, dan video sekalipun.