Jumat, 01 Februari 2013

Hukuman Bagi Tukang Parkir


Senja di ufuk barat, warna merah keorange-orangen meliputi awan menandakan waktu sore telah berganti dengan waktu malam. Sinar matahari pun tak lagi menyinari bagian bumi ini. waktu malam menjadikan semua anak-anak kecil di desa Sigambir mulai pulang ke rumah masing-masing karena waktu bermain telah usai berganti dengan waktu sholat maghrib di langgar desa.
Asyik ngobrol usai menunaikan sholat bercengkerama dengan teman sebaya bercerita tentang kisah hidupnya hari ini. fayakun kecil mendengarkan dengan saksama karena saat itu sedang masa liburan sekolah tak ada tugas sekolah ataupun pekerjaan rumah dari guru. Ngobrol asyik-asyik , tertarik dengan cerita seorang teman bernama Yoso tentang kesuksesannya hari ini mendapat uang beribu-ribu dari hasil kerjaannya hari ini. hasrat anak kecil muncul menginginkan uang itu juga hasil dari kerja sendiri. Lumayan untuk nambah uang jajan. Rencana pun disusun untuk besok pagi ikut bekerja dengan teman saya tersebut. tak terasa waktu adzan sholat Isya pun telah dikumandangkan.
Pagi hari matahari masih malu-malu memancarkan cahayanya , fayakun kecil dan Yoso telah bersiap-siap berangkat , tanpa ijin orang tua, kami berangkat setelah orangtua saya sudah berangkat ke kantor masing-masing. Saat itu, ibu sebagai PNS di Pemda, dan Bapak karyawan di salah satu Bank milik negara.
Kami pun berangkat menyusuri jalan-jalan di kota Brebes sampai menempukkan lapak yang cocok, hanya bermodalkan peluit dan potongan kardus bekas kami mulai beraksi. Ya pekerjaannya cukup mudah, jika ada motor datang tinggal tutupi saja jok motor itu dengan kardus agar tak terserang sinar matahari. Jika motor mau pergi tinggal diambil saja kardus itu dan uang receh dari pengendara motor pun mendarat di tangan mungil fayakun kecil. Pekerjaan itu disebut sebagai tukang parkir-nutupi motor. Kami lakukan itu berjam-jam sampai tak terasa sore hari telah menjelang, kami pun bergegas pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda onthel tua.
Sore hari sampai di rumah awan awan gelap menyambut kedatangan kami. Di rumah ternyata ibu sudah menunggu dengan wajah yang cemas mencari-cari putranya yang tak kunjung pulang. Ya seperti diketahui bersama, bukan sambutan hangat tapi omelan yang fayakun kecil dapatkan. Kemudian disuruh untuk mandi sore. Usai mandi, bapak sudah menunggu di ruang keluarga, dengan wajah malu-malu karena telah melakukan kesalahan berjalan ke kursi reot dekat bapak. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut bapak yang rambutnya sudah mulai beruban. Hanya disuruh masuk ke kamar dan berbaring bersama dengan bapak. Di dalam kamar pun tak sepatah pun kata yang keluar dan tak ada pembicaraan di waktu itu, saya pun hanya bisa terdiam menunduk malu dengan air mata yang tek terasa keluar dengan sendirinya. Ya seperti itulah bapak menghukum putranya (fayakun kecil) , tapi hukuman itulah yang terasa sangat berat tak diajak bicara selama berjam-jam serasa saya ini di dunia yang asing karena bapak dikenal orang yang suka bercerita namun waktu itu kebiasaan itu sirna karena kelakuan fayakun kecil. Mesik waktu itu baru duduk di kelas 3 SD tapi namanya hukuman tetap berlaku. Hasil uang yang tak seberapa dibayar dengan omelan dan hukuman membisu dari bapak. Mungkin mereka merasa malu dengan apa yang dilakukan putranya, tak perlu bekerja sebetulnya tinggal minta saja ke orangtua jika itu penting pasti dikasih oleh orangtua.
Orangtua memang mengajarkan kepada putranya dengan disiplin yang keras dan menghargai hasil orang lain dan satu yang penting harga diri itu harus dijunjung tinggi tak boleh dinjak-injak oleh oranglain nanti kita disepelehkan oleh orang lain.
Mulai esok harinya semua berjalan seperti biasanya, kejadian hari kemarin cukup dijadikan pengalaman yang berharga dan hukuman dari orang tua adalah wujud kasih sayang orangtua kepada putranya. Itulah yang dapat dipahami sampai sekarang.

“Disiplin adalah suatu kebiasaan. Kebiasaan akan menjadi hal yang biasa bila kita telah terbiasa melakukan kebiasaan itu”.

3 komentar:

  1. that's good...mungkin kalau gak melakukan keslahan gak akan tau yang seharusnya dilakukan seperti apa...(ada kata kata yang gak enak deh "fayakun kecil" ) ommooooo ommmooo :D

    BalasHapus

Tambah Pengalaman (Latihan Soal)

Sobat fisika, seperti yang dijanjikan pada postingan sebelumnya , bahwa pada postingan ini sobat fisika belajar menemukan solusi dari sebu...