Senja di ufuk barat, warna merah
keorange-orangen meliputi awan menandakan waktu sore telah berganti dengan
waktu malam. Sinar matahari pun tak lagi menyinari bagian bumi ini. waktu malam
menjadikan semua anak-anak kecil di desa Sigambir mulai pulang ke rumah
masing-masing karena waktu bermain telah usai berganti dengan waktu sholat
maghrib di langgar desa.
Asyik ngobrol usai menunaikan sholat
bercengkerama dengan teman sebaya bercerita tentang kisah hidupnya hari ini.
fayakun kecil mendengarkan dengan saksama karena saat itu sedang masa liburan
sekolah tak ada tugas sekolah ataupun pekerjaan rumah dari guru. Ngobrol
asyik-asyik , tertarik dengan cerita seorang teman bernama Yoso tentang
kesuksesannya hari ini mendapat uang beribu-ribu dari hasil kerjaannya hari
ini. hasrat anak kecil muncul menginginkan uang itu juga hasil dari kerja
sendiri. Lumayan untuk nambah uang jajan. Rencana pun disusun untuk besok pagi
ikut bekerja dengan teman saya tersebut. tak terasa waktu adzan sholat Isya pun
telah dikumandangkan.
Pagi hari matahari masih malu-malu
memancarkan cahayanya , fayakun kecil dan Yoso telah bersiap-siap berangkat ,
tanpa ijin orang tua, kami berangkat setelah orangtua saya sudah berangkat ke
kantor masing-masing. Saat itu, ibu sebagai PNS di Pemda, dan Bapak karyawan di
salah satu Bank milik negara.
Kami pun berangkat menyusuri jalan-jalan
di kota Brebes sampai menempukkan lapak yang cocok, hanya bermodalkan peluit
dan potongan kardus bekas kami mulai beraksi. Ya pekerjaannya cukup mudah, jika
ada motor datang tinggal tutupi saja jok motor itu dengan kardus agar tak
terserang sinar matahari. Jika motor mau pergi tinggal diambil saja kardus itu
dan uang receh dari pengendara motor pun mendarat di tangan mungil fayakun
kecil. Pekerjaan itu disebut sebagai tukang parkir-nutupi motor. Kami
lakukan itu berjam-jam sampai tak terasa sore hari telah menjelang, kami pun
bergegas pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda onthel tua.
Sore hari sampai di rumah awan awan
gelap menyambut kedatangan kami. Di rumah ternyata ibu sudah menunggu dengan
wajah yang cemas mencari-cari putranya yang tak kunjung pulang. Ya seperti
diketahui bersama, bukan sambutan hangat tapi omelan yang fayakun kecil
dapatkan. Kemudian disuruh untuk mandi sore. Usai mandi, bapak sudah menunggu
di ruang keluarga, dengan wajah malu-malu karena telah melakukan kesalahan
berjalan ke kursi reot dekat bapak. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut
bapak yang rambutnya sudah mulai beruban. Hanya disuruh masuk ke kamar dan
berbaring bersama dengan bapak. Di dalam kamar pun tak sepatah pun kata yang
keluar dan tak ada pembicaraan di waktu itu, saya pun hanya bisa terdiam
menunduk malu dengan air mata yang tek terasa keluar dengan sendirinya. Ya
seperti itulah bapak menghukum putranya (fayakun kecil) , tapi hukuman itulah
yang terasa sangat berat tak diajak bicara selama berjam-jam serasa saya ini di
dunia yang asing karena bapak dikenal orang yang suka bercerita namun waktu itu
kebiasaan itu sirna karena kelakuan fayakun kecil. Mesik waktu itu baru duduk
di kelas 3 SD tapi namanya hukuman tetap berlaku. Hasil uang yang tak seberapa
dibayar dengan omelan dan hukuman membisu dari bapak. Mungkin mereka merasa
malu dengan apa yang dilakukan putranya, tak perlu bekerja sebetulnya tinggal
minta saja ke orangtua jika itu penting pasti dikasih oleh orangtua.
Orangtua memang mengajarkan kepada
putranya dengan disiplin yang keras dan menghargai hasil orang lain dan satu
yang penting harga diri itu harus dijunjung tinggi tak boleh dinjak-injak oleh
oranglain nanti kita disepelehkan oleh orang lain.
Mulai esok harinya semua berjalan
seperti biasanya, kejadian hari kemarin cukup dijadikan pengalaman yang
berharga dan hukuman dari orang tua adalah wujud kasih sayang orangtua kepada
putranya. Itulah yang dapat dipahami sampai sekarang.
“Disiplin
adalah suatu kebiasaan. Kebiasaan akan menjadi hal yang biasa bila kita telah
terbiasa melakukan kebiasaan itu”.
that's good...mungkin kalau gak melakukan keslahan gak akan tau yang seharusnya dilakukan seperti apa...(ada kata kata yang gak enak deh "fayakun kecil" ) ommooooo ommmooo :D
BalasHapushehe
BalasHapusmengenang masa kecil,,,
sip......!!! fayakun besar heee
Hapus